GARUT, PURNAYUDHA.COM – Kondisi sanitasi di Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah warga di desa tersebut diketahui masih menggunakan bagbagan atau jamban sederhana untuk keperluan Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
Fakta tersebut mencuat setelah salah seorang warga Kampung Cikolotok, Desa Girimukti mengungkapkan kondisi wikayahnya yang masih ada bagbagan di media sosial dalam kolom komentar sebuah unggahan.
“Aya bagbagan di lemur abi teacan di potoan (Ada Jamban di kampung saya belum di poto),” ungkap akun Bang Dogoll di kolom komentar.
Pernyataan di kolom komentar tersebut memperkuat dugaan bahwa praktik penggunaan bagbagan masih terjadi hingga kini, meski program sanitasi dan kesehatan lingkungan terus digencarkan oleh pemerintah.
Pernyataan dikolom komentar itu menuai beragam tanggapan dari warganet. Banyak yang menyayangkan masih adanya warga yang belum memiliki akses jamban layak, mengingat sanitasi yang buruk berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Dikonfirmasi Ade warga Girimukti, menyebut keterbatasan ekonomi serta minimnya bantuan pembangunan sarana sanitasi menjadi alasan utama masih digunakannya bagbagan oleh sebagian masyarakat.
“Ya sebagian di wilayah warga masih menggunakan bagbagan. Salahsatunya di Kampung Panimang,” kata Ade, Sabtu (13/12/2025).
Warga menyebut kondisi tersebut dinilai berisiko terhadap kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia, serta dapat mencemari lingkungan sekitar.
Warga pun berharap adanya perhatian serius dari pemerintah desa hingga dinas terkait untuk menghadirkan solusi nyata, baik melalui bantuan pembangunan jamban sehat maupun program edukasi sanitasi.***
