GARUT, PURNAYUDHA.COM – Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, memaksa seorang warga bertahan hidup di gubuk darurat selama delapan bulan terakhir. Keterbatasan bantuan membuat korban terdampak bencana ini harus menjalani hari-hari dalam kondisi serba memprihatinkan.
Dana, warga Kampung Panimbang, Desa Girimukti, terpaksa meninggalkan rumahnya sejak delapan bulan lalu setelah bangunan tempat tinggalnya rusak akibat pergerakan tanah. Demi keselamatan, rumah tersebut dikosongkan.
Tak memiliki tempat tinggal lain, Dana bersama sang istri, Ika, memilih mendirikan gubuk sederhana di atas lahan milik saudaranya. Gubuk berukuran sekitar 3×4 meter itu hanya terbuat dari bahan seadanya dan jauh dari kata layak huni.
Selama tinggal di tempat darurat tersebut, Dana mengaku hanya menerima bantuan kebutuhan hidup sehari-hari. Hingga kini, ia belum mendapatkan solusi hunian sementara dari pihak terkait.
Ia juga sempat menerima bantuan untuk mengontrak rumah, namun terpaksa keluar karena kontrakan tersebut kembali ditempati oleh pemiliknya. Ironisnya, sampai saat ini belum ada realisasi bantuan perbaikan rumah maupun relokasi dari pemerintah.
Dana menuturkan, hingga kini pihak desa maupun kecamatan belum datang langsung memberikan solusi. Kondisi itu membuat dirinya dan sang istri hidup dalam ketidakpastian dan berharap adanya perhatian serta bantuan hunian yang lebih layak.
“Sudah delapan bulan tinggal di sini sama istri, terpaksa karena rumah terdampak akibat pergerakan tanah dan sudah dikosongkan. Berharap ada bantuan rumah karena sudah jenuh tinggal di gubuk.” ujar Dana.
Hingga kini, warga terdampak pergerakan tanah di Desa Girimukti masih menunggu kepastian bantuan hunian layak. Sementara itu, Dana dan istrinya hanya bisa bertahan hidup di gubuk darurat dengan segala keterbatasan.
Ketua RW Panimbang, Syarif Hidayat, menyebut sedikitnya terdapat dua rumah yang terdampak pergerakan tanah di wilayahnya. Rumah milik Dana dan Ridwan saat ini telah dikosongkan demi alasan keselamatan.
“Memang ada dua rumah yang terdampak, salah satunya Pak Dana yang sekarang tinggal di gubuk. Kami berharap ada realisasi bantuan rumah dari pemerintah.”kata Sarif Ketua RW setempat.***tim liputan***
