Purnayudha.com, GARUT, Tarogong Kidul – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, memimpin Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yang bertempat di Badan Penanggulang Bencana Daerah Kabupaten Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (10/3/2025).

Turut hadir mendampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulang Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Garut Bambang Hafidz, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Kabupaten Garut Natsir Alwi, Kepala Bappeda Kabupaten Garut Didit Fajar, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Garut Aji Sukarmaji.

Selepas acara, Nurdin Yana menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan menyiapkan diri untuk tanggap terhadap darurat bencana yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Garut. Upaya yang dilakukan Pemkab Garut imbuh Nurdin, berupa pemulihan fasilitas umum di 3 Kecamatan.

“Bahwa recovery ini sifatnya adalah tidak permanen sehingga diatas pendekatan tadi skemanya hanya 3 titik (Bungbulang, Pakenjeng dan Cilawu) dengan menerapkan skema tanggap darurat yang ditetapkan selama 14 Hari,” kata Nurdin.

Ia menyatakan pola penanganan yang dilakukan oleh pihaknya yaitu secara non permanen. Penanganan ini dilaksanakan sebagai respon cepat terhadap masyarakat yang akan menggunakan fasilitas umum.

“Mudah-mudahan anggaran kita cukup dari hasil efisiensi ini dan Insya Allah kita masuk ke ranah itu,” tuturnya. 

Selain itu, Kalak BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar, menyampaikan bahwa rakor ini dilaksanakan guna membahas terkait kesiapan siaga bencana hidrometeorologi basah.

“Alhamdulillah rapat kali ke-3, di mana hidrometeorologi basah mulai dari 17 Oktober 2024 s/d 31 Mei 2025,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam beberapa minggu ke belakang memang terjadi beberapa bencana sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat serta menimbulkan dampak kerusakan yaitu rumah, infrastruktur, irigasi serta fasilitas umum baik sekolah ataupun mesjid.

Ia menegaskan pihaknya akan segera memperbaiki dan menaikkan status menjadi tanggap darurat apabila diperlukan. 

Berikut adalah titik bencana yang telah dihimpun BPBD :

1. Jalan Kabupaten (Pamulihan, Gunung Jampang)

2. Jembatan putus (Suka Mulya, Pakenjeng)

3. Jembatan Munjul Garut

Menurut Aah, tanggap siaga darurat bencana ini akan di mulai tanggal 11 s/d 25 Maret 2025 selama 14 hari mendatang.

Berdasarkan informasi daei BPBD Kabupaten Garut jumlah laporan kejadian bencana yang selama rentang waktu sejak 17 Oktober sampai dengan 28 Februari 2025 sebanyak 244 kejadian bencana. Adapun Jenis Bencana yang paling banyak terjadi yaitu Tanah Longsor sebanyak 136 kejadian, Angin Kencang 90 kejadian dan Banjir 18 Kejadian.

Jumlah rumah masyarakat yang terdampak bencana sejak 17 Oktober 2024 – 28 Februari 2025 adalah sebanyak 483 rumah meliputi 440 rumah rusak ringan, 14 rumah rusak sedang, 29 rumah rusak berat.

Adapun jumlah masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Garut adalah sebanyak 1.292 jiwa dari 497 Kartu Keluarga, 2 diantaranya meninggal dunia, 3 orang luka-luka dan satu orang hilang.

Fasilitas umum yang terdampak bencana diantaranya 19 sekolah rusak, 5 jembatan rusak, 47 TPT atau jaling rusak, 2 Masjid rusak, 30 jaln rusak, 45,58 hektar sawah mengalami puso.

Terakhir Aah berharap, pihaknya dapat mewujudkan apa yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga mampu menyelesaikan dan memberikan solusi yang tepat ketika terjadi bencana

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yang bertempat di BPBD Kabupaten Garut, Senin (10/3/2025.***tim***

By admin

Leave a Reply