PURNAYUDHA.COM – Sering terjadinya peristiwa kecelakaan yang menimpa pengunjung saat berenang di pantai menjadi sorotan sejumlah kalangan. Hal ini disebabkan karena di beberapa lokasi yang diduga liar tidak ada kejelasan pertanggung jawaban ketika terjadi kecelakaan, padahal pihak pengelola wisata mengutip uang masuk lokasi dengan dalih karcis parkir. Sementara di lokasi tersebut tidak terpasang rambu-rambu dan papan peringatan bagi pengunjung.
Peristiwa terakhir terjadi menimpa 2 orang korban sekaligus meninggal dunia digulung ombak besar saat berenang di pantai Pasput Desa Ciparahu, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, pada Sabtu (08/09/2020).
Kedua korban ini yakni, Pulihadi (38) asal Jakarta dan Surman (17) asal Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak.
Ditemui di lokasi kejadian, Kepala Desa Ciparahu Ade Sujana menyatakan pihaknya tidak mempunyai keterlibatan terhadap kegiatan wisata pantai Pasput yang ada di daerahnya tersebut apalagi keterkaitan pungutan karcis masuk.
“Tidak ada koordinasi dengan desa, apalagi terkait ticket masuk pihak desa tidak pernah diajak bicara,” ujar Ade singkat, Sabtu, (08/08/2020).
Sementara itu, M Saleh, anggota Fraksi Partai Golkar Kabupaten Lebak asal Dapil V, saat ikut memantau peristiwa di tempat kejadian perkara (TKP), dirinya turut berduka atas kejadian yang merenggut nyawa itu pengunjung tersebut.
“Jelas saya sangat berduka cita atas kejadian ini, terlebih ini warga kabupaten Lebak,” katanya kepada awak media
Selanjutnya, menyayangkan tidak adanya kejelasan pertanggungjawaban pengelola Pasput. Menurutnya, hal ini harus ditanyakan lantaran pantai Pasir Putih yang berada di Desa Ciparahu, Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak ini mengutip uang dari pengunjung sementara pajaknya tidak masuk pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Ini kan dikarcis, ya pengelola Pasput harus ditanya, apakah pihaknya siap bertanggungjawab atas 2 korban tersebut atau bagaimana. Bahkan pasca kejadian beberapa jam tadi masih banyak yang berenang, mana coba saya gak liat pihak pengelolanya siapa, yang mengimbau agar tidak berenang atau berusaha memasang rambu-rambu larangan misalnya,” tegas Saleh.
Terpisah, Cecep Badri, pengelola Pasput saat dikonfirmasi mengaku bahwa yang menolong korban (Pulihadi) adalah anaknya sendiri yang sedang menjaga lokasi.
Selain itu, dirinya menyatakan bahwa rambu-rambu atau plang larangan untuk berenang akan segera dibuat demi keselamatan wisatawan.
“Besok saya akan buat plang larangan atau imbauan untuk tidak berenang dulu karna ombak lagi gede.” Ucap Cecep.
Saat ini kedua korban sudah dimakamkan di kp,Cijaku Desa Sukasenang Kecamatan Cijaku *** Hasanudin & tim***