PURNAYUDHA.COM, GARUT-Kamus 22 Desember 2022, Saat ini Beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia sedang dibayang-bayangi masalah inflasi. Inflasi sendiri dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Guna menekan angka inflasi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mencanangkan Gerakan Tanam Panen Cepat, dicanangkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, di Kantor Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Gerakan tanam panen cepat ini sendiri diimplementasikan dalam sebuah Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dilaksanakan di 26 kecamatan dengan 55 Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai _pilot project_ nya.
P2L sendiri merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama memberdayakan pekarangan secara bersama-sama dan intensif, untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan secara berkelanjutan, dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi setempat.
Sekda Garut, Nurdin Yana, dalam sambutannya menyampaikan jika hari ini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) semua kabupaten/kota sedang dihadapkan dalam sebuah ujian guna mengatasi masalah inflasi. Guna menindaklanjuti hal tersebut, lanjut Nurdin, semua pihak harus bergerak untuk melakukan _recovery_ terhadap kondisi yang ada saat ini.
Menurut Nurdin, pemerintah pusat meminta semua kabupaten/kota untuk melakukan upaya nyata dalam menurunkan angka inflasi ini. Sehingga ia menaruh harapan besar terhadap gerakan tanam panen cepat yang dinilainya bisa menjadi salah satu cara menekan angka inflasi di Kabupaten Garut.
“Maksud saya adalah bapak ibu sekalian mari sama-sama pak kita coba lakukanlah secara utuh, secara nyata, secara real, apa yang bisa kita lakukan yang sifatnya juga paten, tidak konvensional dan tidak reaktif atas kondisi real di lapangan, saya menginginkan melalui program kegiatan ini pak, jadi gerakan tanam cepat panen atau panen cepat ini adalah bentuk lain dari upaya yang kita lakukan yang adaptif dengan kondisi real di lapangan, dengan memanfaatkan pekarangan seadanya,” ujar Sekda Garut.
Oleh karena itu, selain menanam atau memelihara tanaman hias, Sekda Garut mengajak masyarakat untuk menanam juga komoditas pangan yang bisa ditanam di pekarangan.
“Bapak ibu sekalian kan kita hari ini di rumah-rumah kita itu lagi demam adalah menanam pohon bunga kan, bunga nu tidak pernah ada bunganya, aya daun kitu (seperti tanaman janda bolong), semua kan sedang masifkan pak, kenapa tidak mungkin coba kita dorong pak kearah komoditas yang sekiranya bisa memberikan keyakinan dan kepastian bahwa keluarga kita berdaya dalam kondisi itu,” ajaknya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Garut, Haeruman, menuturkan, dalam gerakan tanam panen cepat ini, P2L difokuskan pada pemenuhan kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran keluarga, hingga diharapkan mampu memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Ia mengungkapkan, kegiatan gerakan tanam panen cepat yang diimplementasikan dalam pekarangan pangan lestari ini memberikan kontribusi signifikan terhadap laju inflasi daerah, karena melalui hal tersebut berkontribusi dalam mengembangkan ketersediaan pangan khususnya komoditi pangan di pekarangan keluarga.
“Salah satu upaya yang mendukung terhadap pengendalian inflasi adalah dengan gerakan tanam panen cepat, di mana ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan untuk kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan penanaman tanaman pangan di pekarangan, sehingga kebutuhan sehari-hari ini dapat dihasilkan di pekarangan,” tutur Haeruman.
Bahkan, di KWT Harum Sari yang berlokasi di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, anggota KWTnya memiliki tabungan kelompok berkat hasil penjualan hasil panen dari beberapa komoditas pangan yang ditanam di pekarangan.
“Saya kira itu dapat membantu untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak usah membeli dari pasar, cuman barangkali untuk pemenuhan gizinya ini alangkah baiknya kita bersinergi juga dengan Dinas Perikanan Peternakan, karena secara umum kebutuhan PSATnya (atau) pangan segar asal tumbuhannya sudah terpenuhi, cuman untuk kebutuhan gizi hewani ini yang perlu kita bantu dan perlu kita tingkatkan lagi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Perwailan dari KWT Harum Sari, Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Iqhlima, mengatakan jika di daerahnya ini para anggota KWT diberikan 75 polybag untuk ditanami komoditas pangan yang ditanam di rumah masing-masing.
“Kalau hasil panen dari KWT Harum Sari kita mah ke warga juga udah ada, ada yang dijual, kalau disebar ke warga Alhamdulillah kita sudah lebih dari 2 tahun kita sudah mengembangkan KWT ini, dari warga juga sudah menerima dengan alhamdulillah tidak ada komplain, tidak ada hal-hal (buruk), ini alhamdulillah soalnya kita tidak pakai pestisida, jadi kita Alhamdulillah aman,” kata Iqhlima.
Ia memaparkan ada beberapa komoditi yang ditanam oleh KWT Harum Sari ini seperti pakcoy, kangkung darat, sawi, bayam, hingga jabung.
“Kalau masa tanam rata-rata kalau misalnya jabung itu mah biasanya 25 hari atau 27 hari itu sudah bisa langsung panen. Kalau jabung itu rata-rata dari 30 hari kedepan itu kalau sudah tumbuh 6 daun atau 7 daun itu langsung bisa dipanen,” paparnya.
Iqhlima mengungkapkan jika melalui P2L ini masyarakat tidak perlu sedikit-sedikit ke warung jika membutuhkan komoditi pangan, karena sudah ada di pekarangan rumah.
“(Mau) kita (memiliki) pekarangan sempit ataupun luas, itu kalau kita memanfaatkannya dengan baik Alhamdulillah bisa membantu untuk kebutuhan keluarga. Apalagi kan kita (dalam rangka) pencegahan stunting, kita harus makan-makanan yang bergizi yang B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). Jadi Alhamdulillah sekali adanya P2L ini Alhamdulillah sudah membantu sekali untuk kebutuhan keluarga,” tandasnya.***tim***