GARUT, PURNAYIDHA.COM – Alih fungsi lahan yang tidak terkendali menyebabkan kawasan hutan di sejumlah wilayah Kecamatan Banjarwangi dan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini mengalami kerusakan parah. Hutan yang sebelumnya menjadi daerah resapan air berubah menjadi gundul, sehingga memicu bencana longsor dan banjir setiap kali hujan deras turun.

Kondisi tersebut mengancam keselamatan permukiman warga yang berada di lereng dan kawasan bawah perbukitan. Menyadari risiko bencana yang terus mengintai, warga bersama relawan peduli lingkungan berinisiatif melakukan aksi penghijauan sebagai upaya mengembalikan fungsi hutan.

Aksi sedekah oksigen sekaligus penghijauan ini digelar oleh Paguyuban Kolaborasi Hijau bersama masyarakat sekitar di kawasan Gunung Congkrang, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang. Kawasan ini diketahui mengalami kerusakan cukup parah akibat alih fungsi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian.

Dalam kegiatan tersebut, warga dan relawan menanam berbagai jenis pohon keras dan tanaman lainnya yang dinilai mampu menahan air serta mengikat tanah. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya banjir dan longsor di wilayah tersebut.

Aksi penanaman pohon kali ini merupakan kegiatan ke-51 yang telah dilakukan Paguyuban Kolaborasi Hijau. Secara keseluruhan, sebanyak 7.200 pohon keras telah ditanam di berbagai titik rawan bencana di kawasan Gunung Congkrang dan sekitarnya.

Salah seorang warga setempat, Lili, mengaku sering merasakan dampak banjir dan longsor saat hujan deras mengguyur wilayahnya. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena hutan yang telah gundul akibat alih fungsi lahan.

“Kalau hujan deras itu sering banjir dan longsor, soalnya hutannya sudah gundul, banyak yang dialihfungsikan jadi lahan pertanian diantaranya sayur. Adanya penghijauan ini saya ikut dan sangat mendukung,” ujar Lili.

Ketua Paguyuban Kolaborasi Hijau, H Jaeni, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian bersama terhadap lingkungan. Ia menegaskan pentingnya mengembalikan fungsi hutan demi keselamatan warga.

“Kegiatan ini bentuk kepedulian bersama. Kita ingin mengembalikan fungsi hutan supaya bisa menahan air dan mencegah longsor serta banjir,” kata H Jaeni.

Sementara Sekertaris Paguyuban Kolaborasi Hijau Cepi Gantina, menegaskan pihaknya komsisten akan terus melakukan penghijauan, pohon yang ditanam merupakan sedkahbdari warga yang nantinya kami tanam.

“Penghijauan ini akan terus berkelanjutan, kita konsisten dan berkomitment mengebalikan fungsi hutan agar manfaatnya bisa dirasakan dan mencegah bencana,” tegas Cepi

Warga berharap kegiatan penghijauan dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga risiko bencana alam dapat ditekan, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah mereka.

Aksi nyata masyarakat dan relawan ini diharapkan dapat menjadi contoh bahwa menjaga dan merawat lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Selain penghijauan, edukasi kepada masyarakat agar tidak sembarangan mengalihfungsikan lahan juga dinilai penting demi keselamatan warga dan kelangsungan lingkungan di masa depan.***Ind***

By admin

Leave a Reply