GARUT, PURNAYUDHA.COM – Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, memimpin apel gabungan di Lapangan Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, pada Senin (12/11/2025).

Putri Karlina menyampaikan apresiasi atas peningkatan implementasi kebijakan tidak membawa kendaraan pribadi pada hari Senin dan Jum’at khususnya para hari ini, sekaligus memaparkan filosofi ekonomi dan sosial di balik program tersebut.

“Rekan-rekan ASN, saya mengucapkan terima kasih untuk perbaikan dalam pelaksanaan kebijakan tidak membawa mobil di hari Senin, kita lihat betapa indahnya di depan tidak macet. Kita memberikan kemudahan untuk rekan-rekan masyarakat yang lain berlalu lintas, karena Senin itu biasanya kan hari sibuk,” ujar Putri.

Ia mengakui bahwa kebijakan ini mungkin menimbulkan kesulitan bagi para ASN, namun ia menekankan adanya dampak positif yang dirasakan masyarakat.

“Tapi setidaknya dari repotnya kita ada orang yang bahagia, ada orang yang menikmati dan saya rasa itu Insyaallah akan jadi pahala tersendiri buat kita,” tambahnya.

Putri menjelaskan bahwa program tidak membawa kendaraan pribadi juga didasari oleh pertimbangan kondisi ekonomi saat ini. Ia menyoroti fenomena kesenjangan yang makin melebar, di mana kelas menengah kian menipis.

“Hari ini kan kita tahu kondisi ekonomi baik di Garut maupun skala nasional sedang tidak baik-baik saja,” jelasnya.

Putri memandang ASN yang memiliki gaji tetap dari negara berada di posisi mengisi kelas menengah, yang merupakan harapan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta para pedagang. Dengan tidak membawa kendaraan pribadi, ASN diharapkan dapat meramaikan transportasi publik seperti ojek online dan angkot.

“Saya berharap teman-teman meramaikan ojek online, teman-teman meramaikan angkot. Teman-teman bisa ngobrol atau mendengar obrolan di masyarakat, itu yang mungkin saya harapkan di program ini,” katanya.

Ia memperkirakan, jika setiap ASN membelanjakan Rp3.000 hingga Rp5.000 untuk transportasi di hari Senin, totalnya akan menjadi signifikan ketika dikalikan dengan 14.000 ASN di Kabupaten Garut.

“Jadi filosofinya adalah kalau di Indonesia sekarang harus ekonominya itu dibangun bareng-bareng kolektif, kewirausahaannya pun harus bareng-bareng, harus kolektif juga makanya gerakan ini satu tapi dilakukan bareng-bareng insha Allah akan memberikan efek yang terasa di masyarakat,” tegasnya.

Selain isu transportasi dan ekonomi lokal, Wabup Garut juga mengimbau ASN untuk aktif mendukung program sosial “Poe Ibu, Sapoe Sarebu,” yang merupakan program dari Gubernur Jawa Barat.

“Dengan prinsip yang sama kita melaksanakan program Pak Gubernur yang Poe Ibu, Sapoe Sarebu, da gimana-gimana juga ternyata hirup teh adalah udunan (hidup itu adalah iuran/gotong royong),” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa peran masyarakat sangat dibutuhkan karena pemerintah tidak dapat menanggung semua kebutuhan, seperti pembiayaan semua kasus orang sakit atau korban bencana alam.

“Semoga dengan bapak ibu teteh akang aktif mengisi rekening Poe Ibu, jadi kita gak bingung kalau misalnya ada masyarakat Pakenjeng janda anak 5 penghasilan cuman 30 ribu sehari sakit, uangnya ditolong dari mana kalau dari kas pemerintah gak ada,” tutupnya.***

By admin

Leave a Reply