PURNAYUDHA.COM, GARUT-Pendidikan agama maupun pengajian terus menerus di lakukan baik di pesantren maupun di mesjid mesjid supaya anak anak kedepanya tidak terbawa oleh arus pergaulan yang sudah merambah di berbagai daerah, apalagi dengan adanya gadget berbagai konten yang tak pantas di lihat sekrang sudah bebas.

Untuk itu di setiap pesantren dan mesjid terus para ustad mengadakan pengajian dan sholawat mengantisipasi anak remaja agar bisa mengimbangi pergaulan baik dan jeleknya, seperti yang selalu di lakukan pengajian Rotinan setiap malam Jumat di mesjid yang di pimpin langsung oleh ustad Dede Tomas di Perum Puri Gandasar RW 14 RT Desa Mangkurakyat kec Bayongbong kab Garut,

Menurut tokoh pemuda Daboribo Teten Sibari, sudah dua tahun ikut pengajian di mesjid ini, yang langsung di pimpin oleh Ustad Dede Tomas (43 THN ), walau di usianya yang di bilang masih muda tetapi dia sudah bisa memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk di lingkungan dua perumahan antara perum Puri Gandasari dan Perum Griya Gandasari.

“pak ustad memberikan ilmu pengajian terhadap remaja dan juga memberikan tausiahnya kepada bapa dan ibu yang berada di lingkungan perum, dalam penyampaiannya sangat Paseh dan cepat di cerna dan di pahami oleh Mustamu,”ungkap Teten.

“Di perumahan kan, berbagai pendatang jadi kebanyakan berbagai ilmu yang dia bawa pasti bingung untuk masuk ke salah satu yang memimpin mesjid ( DKM), tetapi pak ustad Dede bisa mengimbangi dan menyatukan “,jelas Teten

Lanjut Teten ini merupakan ustad yang bisa menyatukan umat tidak melihat sisi lain dari mana asal atau golongan, dan pak ustad Dede bukan hanya memberikan ilmu pengajian saja, dia juga suka mengobati secara batiniah insya Alloh banyak yang sudah bisa di bantu,”imbuhnya

Sementara Ustad Dede Tomas saat di temui setelah beres pengajian, membenarkan kalau dirinya sudah hampir 10 tahun ikut dalam kepengurusan di mesjid dan di percaya memimpin pengajian,

Menurut ustad Dede, supaya bisa di pahami oleh warga, dalam mengambil sikap selalu memakai cara dari orang tuanya ” teu saban geurehan” ( Sunda ) selama mereka tidak mengganggu, kira dekati secara persuasif saja,” ungkapnya

Dede, dengan cara demikian, selama tidak bertentangan dengan Al_Quran saya silahkan saja apa lagi untuk kerukunan dan kebersamaan di lingkungan seperti yang dari dulu suka maen Remi, gapleh sambil jaga lingkungan, ya bagus ajah, kecuali maen uang sudah pasti saya akan mencegahnya,” jelas ustad

“Bahkan dari hasil begadang sambil maen, bisa menghasilkan kebaikan berupa uang kematian untuk warga, dan ini merupakan sebuah karya yang patut kita lestarikan,” pungkasnya.***tim***

By admin