PURNAYUDHA.COM, KALABAHI-Pendeta Loisa atau yang lebih dekat dikenal dengan nama Ibu Pendeta Loisa Maikameng Ena Blegur, M.Th menjabat sebagai Ketua Dharma Wanita Lapas Lembata sejak Tahun 2022 istri dari Hariyadi Maikameng, S.H ini adalah pribadi yang lembut, ceria, ramah, sederhana dan lues. Ibu dari Aurel (13 tahun), Ariella (13 tahun), Abriald (9 tahun) dan Miracle (2 tahun) ini totalitasnya selain mengurus keluarga dengan memperhatikan perkembangan serta kebahagiaan keempat putra putri serta setia dalam hidup mendampingi suami walau dalam tugasnya sebagai seorang Pendeta Sinode GMIT memberitakan injil bagi umat di Gereja GMIT Pola Tribuana dan menjalankan tugas sebagai Pendeta di Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi.

Berikut hasil wawancara Tim media nttalor.com dengan Ibu Pendeta Loisa yang penuh dengan arti hidup dan kehidupan.

*Apa kegiatan Ibu sehari-hari*?
Kegiatan sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu mengurus rumah tangga, mendampingi suami, memperhatikan dan mendidik anak-anak serta Ayah kandung saya yang saat ini dalam kondisi sakit. Selanjutnya melaksanakan tugas pemberitaan firman bagi umat di Gereja Pola Tribuana dan Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi. Kegiatan lain saat ini adalah memimpin Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB) guna memberikan perhatian bagi perempuan dan anak korban kekerasan termasuk pelaku. Saya sudah memberikan “Jiwa dan raga 100% untuk Dharma Wanita, Keluarga, dan Komunitas” hingga saat ini.

*Pengalaman Ibu yang berkesan sebagai istri seorang ASN dan tugas Ibu sebagai Pendeta*?
Karena penugasan suami berpindah-pindah, sedangkan putra-putri tidak harus diajak untuk mengikuti tempat tugas ayahnya, maka mereka menetap di Alor bersama saya sebagai Ibu karena mereka sudah merasa nyaman bersekolah di Kota Kalabahi ini. Karena kondisi yang demikian maka Ibu Pendeta Loisa harus membagi waktu dan energi untuk sesekali mendampingi suami dan juga anak-anak secara total dalam satu waktu bagi mereka. “Anak-anak bisa dititipkan dengan keluarga atau orang kepercayaan, namun suami tidak mungkin dititipkan ke orang lain hehehehehehehe”.

Anak-anak diberikan kebebasan menentukan keinginan mereka namun perhatian dan bimbingan serta arahan diberikan pada setiap kesempatan baik secara langsung. “Suami karena tugasnya berpisah pulau maka diberikan perhatian menggunakan alat komunikasi yang ada agar rasa rindu dan cinta tetap bertumbuh dan terjalin”.

*Bagaimana kesan Ibu Pendeta terhadap Komunitas Alor Tanpa Batas*?
Bagi Pendeta Loisa, Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB) adalah sebuah komunitas kecil yang baru lahir pada saat Valentine Day (14 Februari 2023) dari rasa keprihatinan kami terhadap kasus-kasus kekerasan seksual yang dialami kaum perempuan dan anak. Saya berkomitmen memimpin ATB dengan senyum dan memiliki pandangan visioner (orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan) dalam menciptakan gagasan dan inovasi sehingga Komunitas ATB berjalan dengan baik. Semua yang tergabung dalam Komunitas ini dituntut bekerja dengan hati yang riang gembira serta tulus iklas. Saya berupaya agar semua yang tergabung dalam ATB ini lebih smart (cerdas), penuh dengan ide kreatif dan inovatif. Harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi antara sesama dan memotivasi untuk peduli terhadap para korban kekerasan termasuk para pelaku.

*Bagaimana kiat-kiat Ibu dalam membangun keluarga yang harmonis dan membimbing anak-anak menjadi pribadi yang membanggakan dan sukses*?
Sebagai orang tua harus memberikan teladan yang baik dan tidak egois. Pola pengasuhan yang diberikan kepada anak-anak adalah (1) komunikasi yang efektif dua arah secara santai dan ringan yang berisi motivasi untuk mengembangkan diri dan edukasi pergaulan yang positif dan negatif. (2) memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk memilih sesuai keinginan, kemampuan dan potensinya, (3) melatih kemandirian dimana mereka tidak hidup setiap hari bersama ayah mereka dengan melakukan bimbingan dan pengawasan, (4) mendengar keluh kesah dan memberikan solusi dari masalah yang mereka temui, (5) menghormati privasi anak-anak namun tetap dalam pemantauan, (6) memberikan dukungan dan cara mengelola stres pada anak dengan mendengarkan “curahan hati” tidak menghakimi, tidak mencari-cari kesalahan anak, menasihati dengan kata-kata yang baik dan memberikan solusi terbaik untuk masalah anak.

*Pesan-pesan dan harapan Ibu Pendeta Loisa untuk anggota Dharma Wanita dan Komunitas Alor Tanpa Batas*.
Ibu Pendeta Loisa kelahiran Kota Kalabahi 18 Januari 1981 ini memiliki moto “Selalu berbuat baik dan iklas karena hidup itu ibadah dan melayani”. Sebagai pesan dan harapan, (1) dalam berorganisasi harus bijaksana dalam memberikan solusi dan serba bisa serta bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan, (2) dalam pergaulan berorganisasi tidak terbawa perasaan, mampu mengendalikan diri agar tidak mencampuradukan permasalahan keluarga dan kegiatan organisasi, (3) bahwa kita semua bersaudara untuk itu tidak membeda bedakan pertemanan dan persaudaraan, saling menghargai, dan menghormati, (4) menciptakan tim yang kompak sehingga menimbulkan kenyamanan dalam bekerja.

Terimakasih: Ibu Pendeta Loisa Maikameng Ena Blegur, M.Th. (Ketua Komunitas Alor Tanpa Batas Di Ujung Timur Negeri Seribu Moko)

Editor: Jeftan B.B. Bunda.

By admin