PURNAYUDHA.COM – Menindaklanjuti hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang disampaikan oleh Bapak Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG bahwa adanya potensi gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 SR yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter dari zona gempa bumi Megathrust, langsung disikapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Garut, yang mana pada Hari Kamis, 1 Oktober 2020 pukul 15.30 WIB melaksanakan rapat koordinasi dengan Para Camat dan Para Kepala Desa di wilayah pesisir Pantai Selatan yang tersebar di 7 Kecamatan dan 22 desa. seperti :
1. Kecamatan Cibalong di ikuti oleh 5 desa yaitu Desa Mekarsari, Desa Sancang, Desa Karyasari, Desa karyamukti dan Desa Sagara.
2. Kecamatan Pameungpeuk di ikuti oleh 4 Desa yaitu Desa Mancagahar, Desa Mandalakasih, Desa Pameungpeuk dan Desa Jatimulya.
3. Kecamatan cikelet di ikuti oleh 4 desa yaitu desa Pamalayan, Desa cikelet, Desa Cigadog dan Desa Cijambe.
4. Kecamatan Mekarmukti diikuti oleh 3 desa yaitu Desa Cijayana, Desa Jagabaya, Desa Karangwangi.
5. Kecamatan Pakenjeng di ikuti oleh 1 Desa yaitu Desa Karangsari.
6. Kecamatan Bungbulang di ikuti oleh 1 Desa yaitu des Sinarjaya.
7. Kecamatan Caringin di ikuti oleh 4 desa yaitu Desa Cimahi, Desa Indralayang, Desa Purbayani dan Desa samuderajaya.
Pada rapat tersebut WaBup Garut Dr. Helmi yang turut hadir menyampaikan bahwa kita harus tetap waspada akan adanya Bencana Alam yang sedang terjadi di negara/wilayah kita. karena dimasa pandemi Covid-19 ini kita dihadapkan kembali dengan hasil penelitian yang sangat menghebohkan, yaitu akan terjadi nya Gempa Megathrust yang menimbulkan Tsunami 20 Meter.”untuk itu kita sebagai Hamba-Nya harus tetap sabar,Berdoa ,Tetap tenang dan waspada terhadap berbagai kemungkinan. insyaallah ada hal baik yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa..”ucap beliau”.
Setelah itu Kepala Pelaksana : Drs. Firman Karyadin memberikan edukasi penting melalui Tayangan-tayangan apa itu Megathrust dan bagaimana asal Gempa Megathrust itu.
Tidak bisa dipungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini bahwa Gempa Megathrust merupakan sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat.
walaupun Pemahaman seperti ini kurang tepat, tetapi kita harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat selatan Jawa khususnya agar selalu waspada, paling tidak kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban nya, seperti mempersiapkan jalur evakBuana*dan tempat aman maupun hal-hal lainnya.
Zona Megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).
karena Zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. maka pada dasarnya Zona megathrust berada di 6 zona subduksi aktif,yaitu :
1. Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba,
2. Subduksi Banda,
3. Subduksi Lempeng Laut Maluku,
4. Subduksi Sulawesi,
5. Subduksi Lempeng Laut Filipina, dan
6. subduksi Utara Papua.
Saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya sehingga Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust tidak selalu berkekuatan besar. Meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar, Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru “gempa kecil” yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, . Tetapi sangat penting bagi kita sebagai aparat pemerintah untuk memberikan edukasi dan rasa aman kepada warga masyarakat nya dengan cara cepat tanggap terhadap berbagai situasi, ” imbuh beliau “.***Rangga Buana***