PURNAYUDHA.COM, GARUT-Jumat 1 November 2023, Setelah berlangsung selama sebulan, masa transisi pemulihan kedua bencana kekeringan di Kabupaten Garut secara resmi berakhir pada 30 November 2023.
Keputusan ini diumumkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saepuloh, usai mengikuti Rapat Evaluasi Penanganan Bencana Kekeringan secara virtual, yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, eks officio Kepala BPBD, Nurdin Yana.
“Diputuskan tadi bersama dengan dipimpin Pak Sekda bahwa masa transisi pemulihan bencana kekeringan ini sudah berakhir dan tidak dilanjutkan, jadi selesai hari ini dan tidak ada lagi masa transisi kekeringan untuk bencana kekeringan,” ujar Aah, di kantor BPBD Kabupaten Garut, Jakan Terudan Pahlawan Garut.
Penghentian masa transisi dilakukan, imbuh Aah, karena sudah tidak adanya permintaan suplai bersih seiring hujan yang kini sudah mulai merata di beberapa wilayah.
Aah juga mengungkapkan perlindungan terhadap infrastruktur pembangunan, khususnya untuk penyediaan air bersih, kaitan pengadaan sumur bor atau pemasangan pipanisasi sambungan rumah pun sudah selesai dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut.
“Dan juga kita adanya bantuan dari BNPB menyangkut dana siap pakai, yang memang itu sudah dilaksanakan juga dan selesai di masa transisi pemulihan yang kedua ini,” jelasnya.
Aah menegaskan bahwa tidak ada lagi ancaman bencana kekeringan untuk tahun 2023 setelah semua langkah pemulihan diambil. Meski demikian, mengutip arahan dan pesan sekda, termasuk pentingnya sinkronisasi data, ketertiban administrasi dalam pertanggungjawaban, dan rekomendasi BPBD untuk mitigasi kekeringan tahun 2024, di mana ada beberapa usulan untuk pembangunan infrastruktur air bersih, yang diharapkan bisa ditindaklanjuti oleh PUPR.
“Agar titik-titik ataupun lokasi kemarin waktu bencana kekeringan terjadi, tidak terjadi lagi pada tahun 2024 ya, meskipun tidak semuanya karena keterbatasan anggaran, tapi rekomendasi beberapanya bisa ditindaklanjuti,” tutupnya.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Garut, Tim Penanggulangan Bencana Kekeringan Kabupaten Garut, telah melakukan pendistribusian air sebanyak 2.735.000 liter air, yang tersebar di 27 kecamatan di Kabupaten Garut.
Meski dalam surat keputusan hanya 19 kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasi darurat yang mengalami kekeringan, tetapi tim Penanggulangan Bencana Kekeringan Kabupaten Garut juga, memberikan suplai air bersih kepada 8 kecamatan lain di Kabupaten Garut. Hal tersebut, dilakukan disesuaikan dengan permintaan yang ada di wilayah.
[2/12 00.13] Diskominfo Tono Suhartono: Longsor Di Ka Kawasan Garut Selatan Menuju Ke Kecamatan Banjarwangi
*GARUT* Jumat 1 Desember 2023, pukul 01 39, dilaporkan telah terjadi bencana longsor melanda sejumlah titik di Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. Camat Banjarwangi, Bambang Hernowo, menyampaikan informasi ini kepada Tim Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut.
Menurut Bambang, longsor terjadi di 8 lokasi, termasuk Lawang Angin Desa Tanjung Jaya dan Kampung Ciawitali. Jalan sepanjang 15 meter terdampak di Lawang Angin, sedangkan di Ciawitali, jalan terdampak sepanjang 6 meter. Sedangkan di Kampung Burujul Desa Banjarwangi, akses jalan tertimbun oleh sisa longsoran.
“(Kemudian) ditemukan 3 titik tiang telepon di Kampung Cikondang Desa Wangunjaya yang rubuh dan kabelnya menimpa jalan, lalu ada pergerakan tanah di halaman rumah warga di Kampung Ciawitali, 2 tutuk jalan desa Kampung Patrol Desa Tanjungjaya, 1 tiri jalan desa di Kampung Singkur Desa Mulyajaya, serta rumah milik warga Kampung Cilogawa Desa Mulyajaya,” jelas Bambang.
Ia mengungkapkan khusus lalulintas jalan utama, khususnya di wilayah Lawang Angin, untuk sementara dilakukan buka tutup jalur, karena dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan, akibat adanya beban dari kendaraan yang melewati jalur tersebut.
Dugaan sementara, kata Bambang, longsor terjadi akibat adanya intensitas hujan yang cukup tinggi di beberapa daerahnya.
“Berdasarkan pantauan kami dan informasi yang didapat dari saksi, bahwa telah terjadi longsor jalan tersebut di perkirakan pada pukul 01.30. WIB (Dini Hari), sebab dan akibat kejadian longsor terjadi dikarenakan oleh intensitas hujan yang cukup deras dan terjadi semalaman dengan tidak ada hentinya,” imbuhnya.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut telah melakukan pengecekan lapangan. Bambang juga menyebut koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, karena salah satu jalan yang terdampak baru saja selesai dibangun.
“BPBD sudah cek lapangan, dan koordinasi PUPR untuk pembangunan yang baru selesai dan akan menindaklanjuti karena masih dalam pemeliharaan info dari PPKnya,” imbuhnya.
Bambang mengimbau kepada pengguna jalan yang akan melintasi Banjarwangi-Singajaya, untuk senantiasa berhati-hati, karena terdapat beberapa titik yang terdampak bencana longsor.
“Dan tetap waspada apabila ada longsor susulan di jalan maupun areal pemukiman,” tandasnya.***tim**